Siapa Presiden Idaman Anda?

Kontestasi kian memanas. Setiap partai menunjukkan kebolehannya dalam mempromosikan calon presiden Indonesia di masa mendatang, sibuk dengan urusan elektabilitas dan kredibilitas. Media sebagai ratu informasipun tak lupa turut andil dalam kegiatan yang sangat politis ini. Lantas seperti apakah presiden idaman Indonesia periode 2014-2019?

Tak dapat dipungkiri bahwa lembaga-lembaga survei memiliki peranan yang penting dalam pertarungan ini. Lembaga-lembaga survei mulai membeberkan data yang diyakini dapat membantu partai baik masyarakat dalam memilih presiden idaman.

Ada yang menarik dalam hal kali ini, yaitu bahwa setiap lembaga survei akan memberikan hasil yang sangat tinggi bagi calon presiden yang sedang di survei. Lembaga surveinya partai A akan memberikan hasil yang tinggi untuk partai tersebut dan demikian seterusnya. Sehingga GMNI sebagai organisasi kemahasiswaan yang berhaluan nasionalis meminta agar ada regulasi untuk lembaga survei seperti dilansir dalam sayangi.com pada 11 Februari 2014 lalu.

Kini kita diperhadapkan dengan berbagai pilihan partai sebagai negara yang menganut sistem multipartai. Segala daya upaya yang dilakukan baik partai maupun lembaga survei tidak lain adalah untuk mencari presiden idaman Indonesia di masa mendatang.

Sebagian partai sudah menetapkan calonnya namun ada juga yang belum. Berbagai pemberitaan muncul di media dengan mengangkat beberapa nama seperti Jokowi, Prabowo, Wiranto dan lain sebagainya. Setiap partai tentunya akan memajukan kader terbaik yang dimiliki oleh partainya.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya". Demikian kata Bung Karno dengan istilah "jalimerah" yaitu:  jangan sekali-kali melupakan sejarah. Gaya kepemimpinan presiden Indonesia sejak berdirinya hingga kini hampir menginjak usia ke-69 tahun dapat kita jadikan sebagai bahan referensi dalam memilih presiden.

Menilik presiden Indonesia, kita harus kenali kultur dan alamnya Indonesia. Sebagai bangsa yang lahir dari berbagai suku, agama dan bahasa maka presiden kita haruslah seorang nasionalis yang bisa mempersatukan.

Seperti kata Bung Karno dalam bukunya, Dibawah Bendera Revolusi, bahwa bangsa itu memiliki ruh dan ruhnya bangsa kita ialah persatuan. Tanpa persatuan ini tidak akan pernah ada Indonesia, karena persatuanlah ini yang menjadi dasar kita merdeka dan disebut Indonesia.

Perbedaan itu indah, jangan sampai perbedaan itu pula yang menghancurkan kita. Kembali ke pernyataan diawal bahwa kita harus bijak untuk memilih presiden. Pilihlah yang dapat mempersatukan bangsa dan bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara, tidak menggadaikan negaranya dan rakyatnya. Demi Indonesia jaya dan kembali ke cita-cita proklamasi, pancasila dan UUD 1945 menuju Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.