"Pendidikan Anak" Bagaimana Peran Orang Tua Yang Baik?



Bismillahirrahmanirrahim...
Akhirnya bisa ngeblog lagi setelah sekian lama vakum, dikarenakan tuntutan belajar selama kelas XII SMA dan pembekalan menuju Ujian Nasional 2016 yang lumayan melelahkan pikiran. Baik, kali ini aku mau ngeshare tentang bagaimana sih peran orang tua dalam mendukung pendidikan terhadap anaknya? selain untuk bekal masa depan tentu saja juga sebagai pembekalan dalam menuju jenjang demi jenjang yang akan dihadapi oleh seorang anak berdasarkan minat dan bakatnya.

Dari pengalamanku sendiri sebagai seorang pelajar dalam menghadapi pendidikan  formal yang dimulai dari SD sampai SMA adalah suatu pengalaman yang dibilang sedikit gagal. Kenapa gagal? Nah, semua berawal semenjak aku mulai mencicip bangku Sekolah Menengah Atas. Peran orang disini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan belajarku di sekolah. Semua berjalan lancar ketika aku masih kelas X, kegiatan belajar mengajar terasa asik bagiku dan menjadikanku sebagai siswa yang aktif baik itu di bidang akademik maupun ekstrakulikuler sehingga menjadikanku siswa nomor satu alias sebagai peringkat satu di kelasku X-4 SMAN 1 Peureulak. Berlanjut naik ke kelas XI dan disini aku di tuntut memilih antara IPA atau IPS sebagai pilihan pendidikan yang mengarah kepada kemampuan belajarku. Disini peran orang tuaku mengharuskanku untuk berada di pilihan IPA yang sebenarnya kemampuanku letak di pilihan IPS. Mengapa begitu? Untuk sebagian sekolah di daerahku IPS adalah simbol keburukan karena berisi siswa siswa yang bobrok dalam menjalani pendidikan, simbol kemalasan dan siswa kriminal langganan ruang Bimbingan Konseling. Itulah alasan yang orang tuaku jelaskan kepada "anaknya" untuk lebih cermat dalam memilih.

Pertanyaannya. Apakah dengan cara mengikuti saran atau bahkan paksaan orang tua menjadi hal yang efektif dalam menjalani sistem belajar seorang anak tanpa mempedulikan kemampuan,minat dan bakat anak tersebut? Tidak, bukan hal mudah untuk memahami sistem pembelajaran yang kita sendiri tidak sanggup menghadapinya. Diharuskan untuk paham serta menghadapi banyak tuntutan soal,kuis, ulangan,dan ujian terlebih diharuskan untuk mendapatkan nilai yang mencukupi kriteria penilaian dalam mata pelajaran itu sendiri. tak bisa dipungkiri bahwa seorang anak nantinya akan menjadi malas sehingga menghambat konsentrasi serta minta dalam menjalani pembelajaran di mata pelajaran lainnya. Dan juga hal yang paling ditakutkan adalah seorang anak akan menjadi depresi yang mengganggu mentalnya untuk beraktifitas baik di sekolah maupun di kehidupan bermasyarakat dan menjadikannya pribadi yang vakum terhadap kegiatan penegmbangan diri. Hal tersebut sempat saya alami dalam melakukan aktifitas di sekolah, stres dengan hal hal yang memusingkan kepala karena sistem pembelajaran daripada ilmu pasti yang membuatku pribadi yang malas masuk kelas, lebih banyak mengurusi organisasi daripada akademik, terkadang tidak peduli terhadap mata pelajaran sehingga banyak mengabaikan tugas sekolah itu sendiri.

Tak bisa dipungkiri bahwa akibat fenomena kesalahan menentukan program pembelajaran ini membuat prestasiku dikelas turun secara drastis sehingga membuatku berada diposisi peringkat 20an keatas.

Tetapi ada cara cara yang memang bisa membuatku enjoy dalam menghadapi semua itu, semua harus dimulai dari niat untuk merubahnya. Dimulai untuk lebih menikmati pembelajaran itu sendiri dan menganggapnya sebuah permainan yang harus dituntaskan langkah demi langkahnya. Walau sedikit berat namun ini adalah cara yang memang harus ditempuh demi masa depan yang tak bisa dianggap main main. Alhamdulillah berkat kesungguhan itu mengantarkanku sebagai perwakilan sekolah di ajang Olimpiade sains Tingkat Kabupaten Aceh Timur di bidang Fisika tahun 2016.

Selain itu juga tidak ketinggalan untuk mencoba berbagai kompetisi kompetisi lainnya yang membuatku menemukan sebuah jati dan passionku terhadap sebuah minat dan bakat. Mengikuti beberapa kegiatan dan organisasi seperti bergabung di Persaudaraan Kempo Indonesia dan Gerakan Pramuka Penegak Saka Wira Kartika. Mengikuti berbagai Seminar, Penyuluhan, Pembinaan untuk lebih menambah wawasan.

Semua kujalani dengan anggapan bahwa pilihan orang tua tidak akan membuat anaknya menderit.Tetapi pesanku buat orang tua diseluruh dunia, bimbinglah seorang anak dalam memilih apa yang menjadi minat, bakat dan kemampuan mereka. Karena apapun yang terjadi mereka lah yang mengetahui kemampuan mereka sendiri untuk membawa mereka dalam kesuksesan dan menghadapi tuntutan Persaingan Global yang semakin sulit. Maka dari itu, beri mereka kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri. Jangan menjadikan cita cita kalian yang dulu sempat terhambat sebagai kesempatan untuk mensukseskannya kepada anak kalian, sehingga menjadikan mereka korban rusaknya kepribadian mereka dalam menghadapi pendidikan. Seharusnya orang tua adalah peran utama dalam mendukung apa yang menjadi kemauan seorang anak baik itu dibidang akademik maupun non-akademik. Namun, jangan juga terlalu over dalam memberikan bimbingan pembelajaran terhdapa anak tersebut, karena setiap orang ada batas jenuh dimana dalam menghadapi sistem belajar mengajar. Karena  memberikan anak les dan kursus dalam takaran jadwal yang banyak juga akan membuat anak menjadi depresi dalam menghadapinya walaupun yang dihadapi adalah yang sesuai kemampuannya.

Nah, buat teman teman semua inilah sedikit gambaran tentang peran orang tua dalam me-ngikutcampur-kan terhadap pendidikan kalian. Carilah apa yang menjadi minat kalian sesuai dengan krakter kalian dan tempuhlah pendidikan secermat mungkin untuk menjadikan kalian khalifah yang dapat bertanggung jawab dan berguna untuk masyarakat dunia.

Wassalam... 


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.